Manusia dan Kesusasteraan
Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala
fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami
kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, mati, dan seterusnya, serta terkait dan
berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik
positif maupun negatif.
Apa itu Sastra ?
Sastra berasal dari bahasa Sanskerta sastra, yang berarti
"teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar
śās- yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini digunakan
untuk merujuk kepada "kesusastraan" ialah sebuah jenis tulisan yang
memiliki arti ataupun suatu keindahan tertentu. Menurut salah seorang penulis
sastra yang bernama Goenawan Mohamad "Kesusastraan
adalah hasil proses yang berjerih payah, dan tiap orang yang pernah menulis
karya sastra tahu: ini bukan sekadar soal keterampilan teknik. Menulis
menghasilkan sebuah prosa atau puisi yang terbaik dari diri kita adalah proses
yang minta pengerahan batin”.
Ada bermacam-macam definisi tentang kesusastraan. Hal itu
karena banyak definisi yang tidak memuaskan. Definisi-definisi yang pernah ada
kurang memuaskan karena disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :
- Pada
dasarnya sastra bukanlah ilmu, sastra adalah cabang seni. Seni sangat
ditentukan oleh faktor manusia dan penafsiran, khususnya masalah perasaan,
semangat, kepercayaan.
- Orang
ingin mendefinisikan terlalu banyak sekaligus. Seperti diketahui, karya sastra
selalu melekat dengan situasi dan waktu penciptaannya. Karya sastra tahun
1920-an tentu berbeda dengan karya sastra tahun 1966.
- Orang
ingin mencari definisi ontologis tentang sastra (ingin mengungkap hakikat
sastra). Karya sastra pada dasarnya merupakan hasil kreativitas manusia.
Kreativitas merupakan sesuatu yang sangat unik dan individual.
- Orientasinya
terlalu kebarat-baratan. Ketika orang mencoba mendefinisikan kesusastraan,
orang cenderung mengambil referensi dari karya-karya barat. Padahal belum tentu
karya sastra Barat sesuai untuk diterapkan pada karya sastra Indonesia.
- Biasanya
terjadi percampuran antara mendefinisikan sastra dan menilai bermutu tidaknya
suatu karya sastra. Definisi mensyaratkan sesuatu rumusan yang universal,
berlaku umum, sementara penilaian hanya berlaku untuk karya-karya tertentu yang
diketahui oleh pembuat definisi.
Beberapa definisi yang pernah diungkapkan orang :
o Sastra adalah seni berbahasa.
o Sastra adalah ungkapan spontan dari
perasaan yang mendalam.
o Sastra adalah ekspresi pikiran dalam
bahasa.
o Sastra adalah inspirasi kehidupan yanag
dimateraikan dalam sebuah bentuk keindahan.
o Sastra adalah buku-buku yang memuat
perasaan kemanusiaan yang mendalam dan kebenaran moral dengan sentuhan
kesucian, keluasan pandangan, dan bentuk yang mempesona.
o Sastra adalah ungkapan pribadi manusia
yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam
suatu bentuk gambaran kongkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa.
o Sesuatu dapat disebut teks sastra jika:
· Teks
tersebut tidak selalu disusun untuk tujuan komunikatif praktis atau sementara
waktu.
· Teks
tersebut mengandung unsur fiksionalitas.
· Teks
tersebut menyebabkan pembaca mengambil jarak.
· Bahannya
diolah secara istimewa.
· Mempunyai
keterbukaan penafsiran.
Menurut Luxemburg (1992:4-6) beberapa ciri yang selalu
muncul dari definisi-definisi yang pernah diungkapkan antara lain :
a. Sastra merupakan
ciptaan atau kreasi, bukan pertama-tama imitasi.
b. Sastra bersifat otonom
(menciptakan dunianya sendiri), terlepas dari dunia nyata.
c. Sastra mempunyai
ciri koherensi atau keselarasan antara bentuk dan isinya.
d. Sastra menghidangkan
sintesa (jalan tengah) antara hal-hal yang saling bertentangan.
e. Sastra berusaha
mengungkapkan hal yang tidak terungkapkan.
Ini adalah salah satu contoh sebuah sastra dalam bentuk
puisi :
Debu
semilir angin
Berlabu
diatas kaca
Gelap
terasa
Bukan
air matamu
Yang
dibutuhkan kaca…
Tapi
air bersih
Tanpa
perih
Mengalir
riang
Membawa
kenyataan
Masa
depan
Dengan
kemudi nya …
Refrensi :
Komentar
Posting Komentar